Bangsa Indonesia bergembira saat ini setelah pelantikan Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2019-2024. Saya mendapat kiriman pesan melalui WhatsApp dari kawan di Jayapura menyatakan rasa tenangnya setelah pelantikan selesai. Saat pelantikan berlangsung saya sendiri merasakan suasana yang rileks di ruang parlemen setelah sepuluh bulan selama 2019 bergulat dengan pertarungan yang menguras tenaga, pikiran juga dana untuk menentukan pemimpin negeri tercinta ini.
Saya mengikuti acara pelantikan ini sejak pagi hari, hingga pelantikan berakhir di sore hari. Mengamati jalannya pelantikan ini, buat saya suasana persatuan bangsa ini ingin kembali dirajut bersama. Gedung MPR DPR telah penuh sejak pagi hari, antusias wakil rakyat, pengamanan pelantikan, awak media, jurnalis, videographer, teknisi, wakil partai bahkan hingga bagian kebersihan, semuanya sibuk menyiapkan perhelatan besar dengan suasana gembira.
Istimewa buat saya bisa hadir di ruang pelantikan Presiden Wakil Presiden kali ini, dan berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan hati mencintai tanah air kelahiran saya. Saya memandangi mereka yang hadir di dalam ruangan, saya ada di antara tamu dari berbagai negara yang datang menghormati pelantikan ini sebagai bagian dari persahabatan Indonesia dengan negara mereka. Acara berlangsung sesuai dengan protokoler selayaknya, saya mencatat yang tidak biasa adalah pantun jenaka yang dilontarkan ketua MPR, Bambang Soesatyo yang membuat suasana menjadi cair. Biasanya setiap kali pantun dilontarkan maka para peserta akan tertawa dan ruang pelantikan tidak lagi sunyi.
Indonesia adalah negara dimana penghormatan terhadap orang tua merupakan budaya yang selalu diajarkan turun temurun. Ketika ucapan terimakasih terhadap Jusuf Kala diberikan oleh pimpinan MPR, maka standing applauses dilakukan oleh seluruh peserta yang hadir, termasuk para kepala negara dan perwakilan negara sahabat.
Saya menyimak juga secara khusus bagaimana pesan yang disampaikan Presiden Jokowi untuk pertama kalinya dihadapan para wakil rakyat dan juga seluruh bangsa Indonesia. Pesan kuat yang saya ingat sebagai Presiden adalah komitmentnya untuk melayani masyarakat dan bukan terlaksananya program, istilah dalam WhatsApp “jangan send saja tapi harus delivered” demikian Jokowi menyampaikan.
Pesan sederhana yang berorientasi pada hasil dan bukan hanya pada proses merupakan semangat kerja yang perlu dimiliki bukan saja oleh team Jokowi sekarang tapi oleh seluruh komponen bangsa. Saya sendiri dalam hati berkata, saya akan lakukan pesan ini. Cerita lucu Jokowi tentang sikapnya yang berbeda dengan protokoler yang mewajibkan berdiri di titik yang sama setiap acara halal bihalal, merupakan insipirasi buat saya, kita perlu berubah untuk masuk pada masa yang akan datang, berubah menjadi lebih baik dan itu pasti bisa!
Jokowi menutup pidatonya dengan ucapan pemersatu semangat untuk seluruh bangsa Indonesia:
“Pura babbara’ sompekku…
Pura tangkisi’ golikku…”
“Layarku sudah terkembang…
Kemudiku sudah terpasang…”
Kita bersama Menuju Indonesia maju!!!
Saya memastikan diri untuk ada dalam perjalanan bersama Jokowi dan Ma’ruf Amin, memberikan sumbangsih, pikiran, tenaga dan kekuatan bagi bangsa menuju Indonesia maju!!