(Beritadaerah – Nasional) Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/8/2019), memberikan keterangan tentang realisasi defisit APBN hingga Juli 2019 yang mencapai Rp183,71 triliun atau sekitar 1,14 persen PDB.
Angka tersebut lebih rendah dari pada rata-rata defisit selama tiga tahun terakhir yang mencapai Rp202,97 triliun.
“Rasio defisit terhadap PDB pun masih terjaga di bawah batas 3 persen sebagaimana ketentuan Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,” kata Sri Mulyani
Sedangkan posisi keseimbangan primer pada Juli 2019 berada pada posisi negatif Rp25,08 triliun, lebih baik dibandingkan tahun 2016 dan 2017. Realisasi pembiayaan yang dilakukan pemerintah hingga Juli 2019 mencapai Rp229,73 triliun.
“Dengan realisasi pembiayaan tersebut, selama dua bulan terakhir ini rasio utang terhadap PDB terjaga pada kisaran 29,5 persen, jauh di bawah batas 60 persen sebagaimana Ketentuan Undang-undang Keuangan Negara,” ujar Sri Mulyani. Di tengah perkembangan risiko global yang meningkat, pemerintah senantiasa waspada, namun optimistis pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Ditambahkan oleh Menkeu bahwa Pemerintah berkomitmen untuk menjaga pengelolaan APBN yang sehat, adil, dan mandiri secara berkelanjutan.
“Hal ini ditunjukkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara secara optimal, melakukan pengelolaan utang yang pruden dan terus berupaya melakukan perbaikan kinerja penyerapan anggaran agar pelaksanaan APBN dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Menkeu.
Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani