Penyediaan Energi Baru Terbarukan di Bali Mengalami Peningkatan

(Beritadaerah – Bali) Penyediaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Provinsi Bali mengalami peningkatan. Terkait hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyambut baik peningkatan penyediaan energi dengan penggunaan energi bersih di Bali. Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM JonanĀ usai menyaksikan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Provinsi Bali dengan PT PLN (Persero) terkait Penguatan Sistem Ketenagalistrikan dengan Pemanfaatan Energi Bersih di Provinsi Bali, di Denpasar, Bali, Rabu (21/8).

Menteri ESDM Jonan menyarankan, jika saat ini daya mampu pasok listrik di Bali adalah 1.320 mega watt (MW), maka pada tahun 2025 daya mampu pasok listrik bali diharapkan mencapai 2.000 MW dimana setengahnya berasal dari energi terbarukan.

“Daya mampu bali saat ini sekitar 1.300 MW. Sampai tahun 2025 kita perkirakan tambah jadi 2.000 MW. Saran saya 2 saja. Pertama, tambahannya itu kan 700 MW. Jadi 350 MW dibangun di provinsi Bali, dan 350 MW lagi dipasok dari Pulau Jawa, dengan Jawa Bali Connection yang 500 kV. Harapan saya, 350 MW yang dibangun di Bali ini seluruhnya dari energi baru dan terbarukan (EBT),” ujar Jonan yang dikutip laman ESDM, Rabu (21/8).

Jonan jelaskan bahwa yang kedua, tambahan kapasitas EBT di Bali nanti utamanya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). CPO atau yang dikenal sebagai Fatty Acid Methyl Esters (FAME), selain mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), penambahan FAME pada pembangkit juga ramah lingkungan.

Menteri ESDM berharap bahwa ke depan Bali dapat menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya lebih besar lagi. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) tidak lagi menggunakan minyak diesel tapi menggunakan minyak Crude Palm Oil (CPO). Itu hitungannya masuk dalam EBT.

Peningkatan konsumsi listrik di Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia harus diimbangi dengan infrastruktur ketenagalistrikan yang mumpuni. Pembangunan pembangkit energi bersih yang mengutamakan pembangkit dari energi baru terbarukan (EBT) di Pulau Dewata juga perlu penguatan agar sistem kelistrikan menjadi lebih stabil, mengingat karakteristik pembangkit EBT bersifat intermiten. Untuk itu Pemerintah akan menyatukan sistem kelistrikan Bali dengan sistem di Pulau Jawa, agar layanan listrik lebih andal dan konsisten.

Handi Fu/Journalist/BD
Editor: Handi Fu