(Beritadaerah – Nasional) Kesempatan berpidato kedua pada hari ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI.
Mengawali pidatonya Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia Maju bukan hanya karya Presiden dan Wakil Presiden bukan hanya karya lembaga eksekutif lembaga legislatif ataupun yudikatif saja. Tetapi keberhasilan Indonesia juga karya pemimpin agama, budayawan dan para pendidik. Keberhasilan Indonesia adalah juga karya pelaku usaha, buruh, pedagang, inovator maupun petani, nelayan dan UMKM, serta karya seluruh anak bangsa Indonesia. Kecepatan kita dalam meraih cita-cita adalah peran besama. Juga peran partai-partai politik di Indonesia.
Jokowi menegaskan jika kita sepakat dengan satu visi Indonesia Maju maka kita akan mampu melakukan lompatan kemajuan, lompatan untuk mendahului kemajuan bangsa lain. Presiden berjanji akan memimpin lompatan kemajuan kita bersama.
“Dalam menghadapi persaingan globalisasi yang semakin tajam dan perang dagang semakin memanas sebelumnya, terus mengalami pendalaman yang semakin dipermudah oleh revolusi industri jilid ke 4’, tandas Kepala Negara.
Kondisi antar negara berebut investasi, teknologi, pasar, dan berebut talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya. Dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh ketidakmungkinan bisa terjadi.
Arus komunikasi dan interaksi yang semakin mudah dan terbuka harus dimanfaatkan dan sekaligus diwaspadai. Pengetahuan dan pengalaman yang positif jauh lebih mudah sekarang ini kita peroleh. Tetapi kemudahan arus komunikasi dan interaksi juga membawa ancaman: ancaman terhadap ideologi kita Pancasila, ancaman terhadap adab sopan santun kita, ancaman terhadap tradisi dan seni budaya kita, serta ancaman terhadap warisan kearifan-kearifan lokal bangsa kita.
Di bidang pertahanan-keamanan kita juga harus tanggap dan siap. Menghadapi perang siber. Menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Serta menghadapi ancaman kejahatan-kejahatan lainnya baik dari dalam maupun luar negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita.
Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan. Kita hadapi keterbukaan dengan kewaspadaan. Kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa. Kewaspadaan terhadap adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan kearifan bangsa kita. Kewaspadaan terhadap apapun yang mengancam kedaulatan kita. Indonesia tidak takut terhadap persaingan, Indonesia akan hadapi persaingan dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan.
“Karena itu tidak ada pilihan lain, kita harus berubah. Kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya. Sekali lagi, kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya”, ungkap Presiden Jokowi.
Presiden menegaskan bahwa kita harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Kita harus lebih cepat dan lebih baik dibanding negara-negara tetangga. Investasi harus membuka lapangan kerja baru harus menguntungkan bangsa kita. Lompatan demi lompatan yang kita butuhkan.
Kontribusi pada perdamaian dunia juga harus dilanjutkan. Kemanusiaan harus tetap menjadi ruh politik luar negeri Indonesi, demikian Presiden Jokowi menyatakan sikapnya.
Fadjar AD/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani