Ilustrasi: SDM Industri Berbasis Kompetensi

Kemenperin Terus Siapkan SDM Industri Berbasis Kompetensi

(Beritadaerah – Nasional) Kementerian Perindustrian terus menciptakan penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Langkah strategis yang telah dilakukan, antara lain adalah menggelar Diklat 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja).

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMI) Eko S.A Cahyanto di Jakarta, Senin (12/8), menyampaikan, pihaknya telah melepas lulusan Diklat 3 in 1 Operator Mesin Industri Garmen Berbasis Kompetensi sebanyak 303 peserta, berasal dari beberapa Kabupaten/Kota di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Lampung.

Para peserta mengikuti pelatihan sejak 22 Juli sampai 10 Agustus 2019 di BDI Jakarta. Dari 303 peserta, yang sudah tersertifikasi sebanyak 283 orang yaitu yang memenuhi kualifikasi. Eko optimis, hasil dari Diklat 3 in 1 tersebut, akan mendorong kinerja industri tekstil dan produk tesktil (TPT) di Tanah Air semakin gemilang. Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri TPT merupakan satu dari lima sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

 “Kami melihat industri TPT kita semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini membawa dampak positif pada kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya. Industri TPT nasional dinilai juga kian kompetitif di kancah global karena struktur manufakturnya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II tahun 2019, industri tekstil dan pakaian jadi sebagai sektor manufaktur yang tumbuh paling tinggi mencapai 20,71%. Di samping itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada periode yang sama, naik hingga 3,62 persen (y-on-y) terhadap triwulan II-2018 karena salah satunya disebabkan melonjaknya produksi industri pakaian jadi sebesar 25,79%.

Kinerja ekspor industri TPT nasional dalam kurun tiga tahun terakhir terus menanjak. Pada tahun 2016 berada di angka USD11,87 miliar, kemudian di tahun 2017 menyentuh hingga USD12,59 miliar dengan surplus USD5 miliar. Tren positif ini berlanjut sampai tahun 2018 dengan nilai ekspor sebesar USD13,27 miliar.

Eko pun menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan peran unit pendidikan vokasi industri di lingkungan Kemenperin dalam memasok tenaga kerja yang kompeten sehingga dapat memacu kinerja sektor manufaktur yang produktif, inovatif, dan kompetitif. Langkah ini diperlukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan seperti kementerian terkait, asosiasi dan pelaku industri, serta akademisi.

 “Kemenperin punya visi pada tahun 2035, Indonesia akan menjadi negara industri yang tangguh. Oleh karena itu, kami perlu membekali SDM industri dengan keterampilan, pengetahuan, serta sikap dan perilaku, hingga punya karakter budaya industri agar menjadi SDM yang unggul,” paparnya.Upaya tersebut sesuai fokus pemerintah dalam lima tahun ke depan, yakni pembangunan kualitas SDM.

Diklat 3 in1 sebelumnya yang sudah dilaksanakan BDI Jakarta, adalah pelatihan operator garmen, operator tekstil (spinning dan weaving), pengontrol kualitas tekstil dan garmen, supervisor garmen, mekanik mesin garmen, serta pelatihan membatik untuk pengembangan Kelompok Usaha Bersama atau wirausaha baru.

Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani