Jonan Tekankan Pemanfaatan Gas yang Efisien dan Ramah Lingkungan

(Beritadaerah – Jakarta) Dalam pembukaan Gas Indonesia Summit (GIS) and Exhibition 2019 yang berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu (31/7), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menjelaskan bahwa pertumbuhan industri gas sedang bergerak menuju arah yang lebih baik. Kendati begitu, hal ini perlu dibarengi dengan langkah efisiensi operasional yang diklaim sebagai aspek penggerak utama kinerja pertumbuhan sektor gas.

“Operator gas, pihak produsen, penunjang, hingga teknologi, tolong pertimbangkan pemanfaatan gas se-efisien mungkin dan ramah lingkungan,” tegas Menteri Jonan yang dikutip laman ESDM, Rabu (31/7).

Jonan optimis kebutuhan gas diperkirakan akan melonjak hingga 50 persen pada tahun 2025 nanti. Pelaku industri gas di Indonesia pun harus mengedepankan terlebih dahulu pasar industri manufaktur lokal. Jonan tambahkan untuk teus mendorong konstribusi gas secara lokal, dan tidak harus ekspor gas terlalu jauh, hingga ke Amerika Latin.

Seiring pemanfaatan gas domestik, Pemerintah juga berharap bauran energi (energy mix) untuk gas mengalami peningkatan sekitar 22-23 persen pada kurun 2025 hingga 2026.

Keyakinan Jonan terhadap pencapaian target bauran energi dilatarbelakangi oleh pengembangan blok gas raksasa di Maluku di mana dilakukan pengembangan LNG Blok Masela berkolaborasi dengan Inpex dan Shell. Terdapat pula temuan blok Sakakemang dengan potensi 2 triliun kaki kubik (TCF) gas di Sumatera.

Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebut Indonesia masih memiliki potensi migas raksasa (giant field) di beberapa wilayah. Salah satu wilayah tersebut adalah Sumatera Selatan (Fractured Basement Play). Di sana telah ditemukan cadangan gas bumi sebesar 2 TCF gas di Wilayah Kerja Sakakemang, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan Repsol sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas mengidentifikasi ada 10 potensi Discovery Giant yakni North Sumatera (Mesozoic Play), Center of Sumatera (Basin Center), South Sumatera (Fractured Basement Play), Offshore Tarakan, NE Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua (Plio-Pleistocene & Miocene Sandtone Play), Bird Body Papua (Jurassic Sandstone Play), dan Warim Papua.

Handi Fu/Journalist/BD 
Editor: Handi Fu