(Beritadaerah – Ekonomi) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyiapkan langkah strategis guna mengamankan produksi pangan nasional menghadapi kekeringan tahun ini.
Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Suwandi menggelar rapat koordinasi dengan Penanggungjawab Upsus Provinsi untuk menyamakan langkah pencapaian target tanam bulan Agustus di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Pada rapat tersebut, Suwandi memberikan instruksi kepada jajarannya untuk langsung bergerak merespon kekeringan yang terjadi dibeberapa daerah sentra padi di Indonesia.
Pertama, segera inventarisir data Luas Tambah Tanam (LTT) secara harian dan agar ada peningkatan signifikan. “Ya ini langkah yang penting agar di bulan Agustus tahun ini target kita luas tanam sekitar 1,4 juta hektar bisa dicapai,” katanya.
Kedua, mengecek lahan-lahan potensi ditanami padi gogo, jagung atau kedelai atau dilakukan tumpangsari pada 3 komoditi tersebut. Cek kondisi tanah yang masih bisa segera ditanam padi gogo sawah.
“Untuk itu perlu dilakukan percepatan CPCL (calon petani calon lahan, red) penyaluran dan penambahan luas tanam padi di lahan kering atau gogo sawah yang dilaksanakan di 8 Provinsi,” sebutnya.
“Apabila CPCL sudah siap maka benih segera salur agar bisa tanam mengejar ketersediaan air yang masih ada bulan ini. Targetnya, penyelesaian tanam padi gogo paling lambat 2 minggu dari hari ini,” tambah Suwandi.
Ketiga, tim LTT segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mendirikan posko kekeringan dalam rangka mitigasi kekeringan. Setiap Kabupaten mendirikan posko kekeringan dan diresmikan oleh Bupati.
Keempat, untuk daerah yang sudah terdampak puso, agar setiap petani yang sudah terdaftar AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi, red) segera melakukan klaim asuransi dan tim LTT bisa mendata bagi yang belum terdaftar untuk diusulkan menerima bantuan benih padi Pusat.
Selanjutnya strategi kelima, Suwandi meminta Ditjen Prasaran dan Sarana Pertanian agar segera menyalurkan alsintan, sumur dangkal dan pompa untuk penanganan wilayah yang terdampak kekeringan. Sedangkan daerah di utara katulistiwa seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi masih memiliki potensi hujan sehingga bisa dilakukan percepatan tanam.
Terakhir, untuk mengamankan pangan nasional menghadapi kekeringan perlu dilakukan penanaman integrasi jagung dengan tanaman lain. “Potensi pematang sawah juga bisa dioptimalkan untuk tumpang sari tanaman seperti kacang panjang, kacang merah, cabe, tomat, terong maupun refugia,” pungkas Suwandi.
Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani