Ilustrasi Pariwisata Indonesia

Pariwisata, Potensi Solusi Hadapi Dampak Perang Dagang AS-China

(Beritadaerah – Nasional) Dalam menghadapi dampak ekonomi akibat perang dagang yang memanas antara Amerika Serikat dan China, sektor pariwisata di Indonesia dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi kunci dan solusi.

Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar Widya dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata, Kamis (27/6) di Jakarta, mengatakan, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, sektor pariwisata dapat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Sejak ditetapkan sebagai leading sector, pariwisata di Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu sektor unggulan penghasil devisa negara. Apalagi dalam hadapi perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang mulai berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia.

“Analisis sementara menunjukkan industri pariwisata tidak terpengaruh oleh perang dagang. Meski sedang terjadi perang dagang, orang-orang tetap berwisata,” papar Amelia. Faktor yang penting adalah seberapa besar dana yang dihabiskan oleh wisatawan yang datang ke Indonesia, karena inilah yang berdampak pada peningkatan produk domestik bruto (PDB).

FGD yang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan akademisi, pelaku bisnis, dan pejabat lingkungan Kemenpar ini bertujuan membahas dan menganalisis berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi sektor pariwisata dengan pendekatan Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum (PESTEL).

Frans Teguh, Asdep Manajemen Strategis Kemenpar menjelaskan bahwa hasil FGD ini nantinya akan diformulasikan lagi bersama tim Litbang Kompas agar bisa menjadi rekomendasi analisis masalah terkait sektor pariwisata dengan PESTEL.

Industri pariwisata bersifat kompleks dan karena itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk memajukannya.

Sedangkan Thamrin Bachri, Tenaga Ahli Bidang Tourism, menegaskan dampak langsung sektor pariwisata terhadap lapangan pekerjaan. Sesuai hasil penelitian UNWTO dan The International Labour Organization (ILO) yang berjudul Measuring Employment in the Tourism Industries, dilaksanakan tahun 2014, menunjukkan perbandingan ketika ada 30 turis berkunjung ke suatu tempat, maka akan tercipta satu pekerjaan baru.

Hal lain untuk mendukung majunya bisnis di sektor pariwisata adalah kebijakan Pemerintah yang mempermudah perizinan, memberikan kepastian hukum, sistem perpajakan yang lebih jelas, serta terus berlangsungnya pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani