(Beritadaerah – Ekonomi Bisnis) Kementerian Perindustrian dalam upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap kerja,dan menyongsong era revolusi industri 4.0 dan mengambil momentum bonus demografi di Indonesia, melakukan pengembangan SDM industri.
“Dalam kesiapan kita bertransformasi ke era industri digital, dibutuhkan reskilling SDM di bidang industri agar mereka mampu berkompetisi. Apalagi, pada peta jalan Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Menperin menjelaskan, guna terus menggenjot peningkatan kualitas SDM industri di Tanah Air, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk melakukan penambahan politeknik terutama di kawasan industri. Hal ini sesuai fokus agenda pembangunan pada periode kedua kepemimpinannya, yakni pengembangan SDM terampil. Sekarang Kemenperin sudah memiliki 10 politeknik dan 2 akademi komunitas. Selain itu pemerintah juga akan terus mendorong pemberdayaan masyarakat disekitar kawasan industri.
Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, dengan target penambahan 500 politeknik yang link and match dengan industri. “Bapak Presiden Joko Widodo ingin pembangunan politeknik yang masif, karena dalam RPJMN untuk 2020-2024, SDM menjadi kunci dari pembangunan,” terang Menteri Airlangga.
Kementerian Perindustrian dalam dua tahun terakhir telah membangun empat politeknik baru, salah satunya adalah Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah. Kemudian, Kemenperin juga mendirikan Akademi Komunitas Tekstil di Solo, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, serta Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal. Lebih dari 90 persen siswa lulusan politeknik tersebut, langsung terserap kerja oleh industri karena kompetensinya sesuai kebutuhan lapangan saat ini.
Dalam melakukan peningkatan kualitas SDM industri, Kemenperin juga melakukan revitalisasi pendidikan vokasi serta membuat program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri. Program tersebut sudah dilakukan Kemenperin selama dua tahun terakhir.
Emy T/Journalist/BD
Editor: Emy Trimahanani