(Beritadaerah – Belitung) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung menjalankan sejumlah program guna meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) datang ke daerah ini. Belitung dikenal memiliki sejumlah wisata pantai dengan pasir yang putih seperti Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Pendam, dan lainnya.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kempar) bersama Pemkab Belitung, Universitas Indonesia, dan PT Propan Raya melakukan kick off kerja sama pengembangan suatu lokasi yakni Desa Sijuk Heritage di Tanjung Kelayang, Belitung, Sabtu (23/2). Desa ini akan dijadikan model dalam mengembangkan desa wisata yang memiliki daya tarik wisata multikultural berbasis pentahelix.
Program revitalisasi Desa Sijuk Heritage melibatkan kekuatan unsur pariwisata pentahelix meliputi kalangan akademisi, pebisnis, komunitas, pemerintah, dan media sebagai upaya mendukung destinasi Tanjung Kelayang yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai satu di antara 10 destinasi pariwisata prioritas.
“Awalnya, kami melakukan penelitian kemudian ditingkatkan sebagai program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Pemda Belitung serta kini didukung industri dan media sebagai kekuatan pentahelix pariwisata,” kata Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia Prof. DR. Andrianus L.G. Waworuntu dalam siaran persnya yang diterima oleh Beritadaerah.co.id, Minggu (24/2).
Andrianus L.G. Waworuntu didampingi Bupati Belitung H. Saani Saleh, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti, Dewan Pengarah ICCN (Indonesia Creative Cities Network) juga sebagai Direktur PT Propan Raya DR Yuwono Imanto, Tim FIB UI Irmawati Marwoto, dan Tim Percepatan Pembanguan Destinasi Wisata Prioritas Kemenpar, Larasati Sedyaningsih, pada kesempatan itu secara simbolis melakukan pengecetan rumah pertama dari 60 rumah adat yang akan revitalisasi.
Revitalisasi Desa Sijuk Heritage, menurut Andrianus L.G. Waworuntu, sangat penting dalam mendukung program pengembangan destinasi pariwisata prioritas Tanjung Kelayang, Belitung. Ditambahkan oleh Andrianus bahwa program revitalisasi tersebut yang terpenting adalah permberdayaan dan keterlibatan masyarakat setempat dalam menyongsong pariwisata.
Sementara itu Bupati Belitung H. Saani Saleh yang mengambarkan kebangkitan masyarakat Belitung dalam menyongsong pariwisata seperti ‘mengangkat kayu yang terendam’.
“Selama ini masyarakat Belitung terlena dengan tambang timah dan sumber daya alam lainnya. Kami terperangah ketika Film Laskar Pelangi karya novel Andrea Hirata yang tayang pada 2008 sukses menampilkan keindahan alam wisata Belitung. Ini menjadi awal bangkitnya kesadaran masyarakat Belitung terhadap pariwisata dan industri kreatif,” kata H. Sahani Saleh.
Sedangkan Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti mengatakan sebanyak 60 bangunan heritage (rumah Melayu) di Desa Sijuk akan direvitalisasi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisatawan ke Belitung pada 2017 tercatat sebanyak 379.274 wisatawan terdiri atas 9.358 wisman dan 369.916 wisnus. Wisman yang berkunjung ke Belitung berasal dari lima negara pasar utama meliputi Malaysia, Singapura, Korea Selatan, China, dan Jepang. Selain itu juga dari negara Australia, India, Amerika Serikat, dan Jerman.
Handi Fu/Journalist/BD
Editor : Handi Fu