Bagaimana Mengelola Sumber Daya Maritim Versi Kedua Capres Pemiliu 2019

Sesi ketiga dalam acara Debat Kedua Capres Pemilu 2019 di Hotel Sultan hari Minggu (17/02) dilakukan debat eksploratif, dimana kedua calon Presiden memilih satu video yang akan ditayangkan. Dalam kesempatan kedua, Jokowi memilih tentang maritim dan setelah video ditonton bersama ada pertanyaan yang harus dijawab beliau dan juga ditanggapi oleh Prabowo.

Indonesia adalah negara kepulauan yang potensi ekonomi maritimenya senilai USD 1,35 T, hal ini dapat menjadi modal kemakmuran masyarakat, namun belum dimanfaatkan maksimal, 25% penduduk miskin tinggal di wilayah pesisir.
Pertanyaan: Bagaimana arah dan roadmap dalam mengelola sumber daya maritim untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia?

Jawaban capres 01 Jokowi:
Laut adalah masa depan ekonomi Indonesia. Dalam 4 tahun terakhir ini kita akan kejar 7000 kapal asing Illegal Fishing yang melakukan pencurian ikan di perairan, ada 488 kapal yang telah kita tenggelamkan. Menjadi kesempatan bagi nelayan kita untuk memanfaatkan SDA laut kita terutama ikan.

Selain ikan kita juga memiliki offshore, banyak ladang minyak belum tereksplorasi dengan baik, akan dikerjakan agar berikan manfaat pada Negara dan pendapatan banyak bagi Negara.

Yang ketiga, perlu infrastruktur terkait laut dibenahi secara besar-besaran. Terutama di Indonesia bagian Timur karena kita memiliki 17 ribu pulau. Konektifitas antar pulau, pelabuhan, Tol laut juga harus secara konsisten kita selesaikan. Agar laut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Tanggapan capres 02 Prabowo :
Menurut Prabowo, nelayan miskin tidak punya akses kepada teknologi, modal, dibatasi aturan yang sangat membatasi kemampuan nelayan kecil untuk melaut dan melaksanakan perikanan. Adapun strategi yang ditawarkannya negara hadir untuk membuat BUMN yang khusus di bidang laut dan perikanan.

Lalu, nelayan dilatih dengan teknologi tepat, diberi modal, sarana dan prasarana. Diberikan cold storage, serta pemasaran yang dibantu pemerintah. Dia menawarkan strategi yang berbeda. Dalam penilaiannya, pelabuhan yang operasionalnya diserahkan ke perusahaan asing, kurang tepat sebagai strategi. Ini jadi masalah kondisi maritim sangat penting.

Tanggapan capres 01 Joko Widodo:
Pertama, mengenai BUMN Perikanan, kita telah memiliki yang namanya PERINDO dan PERINUS yg bantu membeli ikan-ikan yang ada di rakyat.  Kedua mengenai Perijinan untuk nelayan kecil yang memiliki bobot 10 GT ke bawah sudah tanpa ijin.

Hanya yang 10-30 GT ke atas yg harus punya ijin baik dari KKP maupun dari Provinsi, diharapkan dengan makin cepatnya perijinan, mereka bisa melaut dan mendapat hasil lebih banyak lagi. Ketiga: Bank Mikro Nelayan sehingga nelayan bisa akses ke bidang keuangan.

Tanggapan capres 02 Prabowo :
Lagi dalam pandangan Capres 02 ini, nelayan yang paling miskin, yang paling kecil, masih mengalami sangat berat kehidupan mereka.
“Laporan ke Bapak Jokowi mungkin bagus-bagus. Laporan bagus tapi kenyataan di bawah tidak sebagus yang dilaporkan,” menurut Prabowo kembali.

Tanggapan capres 01 Joko Widodo:
Tugas pemimpin yang tidak bagus jadi bagus. Hampir tiap minggu, setiap bulan ketemu nelayan di Kampung Nelayan. Di Kampung Nelayan Tambak Lorok Semarang, jam 12 malam saya pastikan sendiri bagaimana kondisi nelayan yang bener. Betul banyak laporan yang baik dan tidak baik ke saya.

Saya ingin pastikan betul2 nelayan itu kondisinya bagaimana, sehingga tengan malam saya berdua sopir ke Tambak Lorok di Utara kota Semarang. Saya ingin masalah2 itu masuk ke telinga saya langsung dan kita dapat membuat kebijakan . Bank Mikro Nelayan itu salah satu keluhan nelayan.

Tanggapan capres 02 Prabowo : cukup jelas.

Tanggapan capres 01 Joko Widodo:
Kalau memang ada hal-hal yang kurang itu proses koreksi oleh seluruh masyarakat. Saya ini manusia biasa. Ada yang sudah dikerjakan ada yang belum kita kerjakan. Negara ini besar ,bukan Negara kecil, bisa di Jawa selesai di Luar Jawa belum selesai. Ini sebuah Negara besar yang harus kita bangun bersama.

Emy T/Journalist/BD 
Editor : Emy Trimahanani