Tol Bocimi (Photo: Fadjar AD/ BD)

Dampak Ekonomi Tol Bocimi

Perjalanan menuju Sukabumi sekarang menjadi perjalanan yang nyaman dan menyenangkan karena dibukanya tol Bocimi. Jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) diresmikan 1 Desember 2018 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dijelaskan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, jalan tol ini merupakan bagian dari tol Trans Jawa bagian selatan.

Saat saya melaluinya tarif tol ini masih nol rupiah! Menyenangkan bukan? Tidak seperti sebelum ada tol Bocimi ini, perjalanan ke Sukabumi ini harus ditempuh hingga 5 jam dari Sentul. Namun sekarang 2 jam perjalanan sampai sudah ke kota Sukabumi.

Saya melihat tol Bocimi dibangun dengan konstruksi yang kokoh dan terasa nyaman dilalui. Sempat juga mampir sebentar di rest area dan sudah ada SPBU disana, tampak beberapa toko ritel serta beberapa kuliner yang nyaman.

Tanaman-tanaman juga sudah mulai bertumbuh, dan kiri kanan jalan memang masih nampak hijau, apalagi melewati jembatan di atas sungai Cisadane yang mengalir sampai jauh ke daerah kota Tangerang. Rasanya menjadi tempat tamasya yang menyenangkan juga melewati tol Bocimi ini.

Tol ini sempat terbengkelai hampir selama 21 tahun, sejak tahun 1997 mandek karena kendala dalam melakukan pembebasan lahan.

Panjang keseluruhan tol Bocimi adalah 54 kilometer, dan untuk seksi I telah diselesaikan sepanjang 15,35 kilometer. Sedangkan seksi sisanya masih dalam proses pembebasan lahan.

Terbukanya tol Bocimi ini diharapkan memberikan dampak yang besar bagi kemajuan ekonomi Sukabumi, Jawa Barat. Saat saya melewati tol Bocimi hingga menembus Cigombong, maka sudah nampak banyak truk-truk pengangkut barang melaju dengan cepatnya. Kondisi ini menggambarkan bergeraknya roda perekonomian.

Memang pembukaan jalan adalah sarana mengalirkan kemajuan satu daerah ke daerah lain, dalam hal ini kemajuan ibukota Jakarta akan mengalir ke Sukabumi. Sektor-sektor ekonomi Sukabumi akan bergerak, melalui pariwisata, dan yang lainnya. Tentu lapangan pekerjaan semakin bertambah dan income perkapita daerah Sukabumi akan meningkat sebagai indikator kesejahteraan sebuah daerah.

Saya sempat berhenti makan siang di sebuah warung, dan berdialog singkat dengan ibu pemilik warung. Dia tersenyum senang, karena warungnya makin ramai pengunjung. Memang infrastruktur berbicara peningkatan hidup bangsa ini. Saya masih ingin berdialog dengan pengusaha, yang mulai membangun lokasi tidak jauh dari jalan tol, pastilah bernilai ekonomis yang meningkat. Masih ada seksi 2, 3 dan 4 berharap segera diselesaikan oleh presiden terpilih yang siap bekerja untuk bangsa.