(Beritadaerah – Nasional) Debat perdana capres kalini ini berlangsung selama 120 menit, debat dimulai pukul 20.00, namun satu jam menjelang ke pukul 20.00 diisi dengan perang yel-yel antara kedua pedukung sementara pendukung pasangan Jokowi – Amin meneriakkan “Jokowi lagi!” berulang-ulang. Pendukung Prabowo – Sandi meneriakan, “Prabowo siapa yang punya?” Yang punya Indonesia.
Debat malam ini dibuka dengan sajian hiburan yang dibawakan Judika, ‘Zamrud Khatulistiwa’ ciptaan Guruh Soekarnoputra. Sesaat seteleh Judika selesai menyanyikan lagu, Ketua KPU Arief Budiman segera ke atas panggung dan memanggil pasangan Jokowi – Amin dan Parabowo Sandi. Indonesia Raya dikumandangkan sesaat kedua pasangan siap di atas panggung. Arief Budiman menyampaikan debat ini adalah referensi bagi para pemilih, sambil mengajak menyimak dan menikmati debat.
Moderator Ira Koesno dan Imam Prayitno tampil ke panggung dan menyampaikan ada enam segmen diawali dengan penyampaian visi dan misi, menjawab sejumlah pertanyaan yang disiapkan panelis hinggan saling bertanya antar pasangan. Enam panelis yang sudah menyiapkannya adalah Hikmahanto Juwana, Bagir Manan, Ahmad Taufan Damanik, Bivitri Susanti, Margarito Kamis dan Agus Rahardjo. Ira Kusno dan Imam Prayitno mendukung seluruh pendukung mematuhi tata tertib termasuk jangan ber yel yel waktu debat berlangsung.
Sesi pertama saat penyampaian visi misi, Jokowi-Amin mengatakan visi Indonesia Maju adalah semakin maju sebuah negara maka hukum semakin ditegakkan. Hak paling dasar seperti akses pada permodalan, pendidikan, hak atas pembangunan menjadi visi Jokowi-Amin memenuhinya. Mengenai pelanggaran hak asasi manusia masa lalu, Jokowi-Amin berjanji menyelesaikan masalah tersebut. Bagi Jokowi-Amin penegakan hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu.
Lain lagi Indonesia Menang yang digagas Prabowo-Sandi, mereka ingin menyelesaikan masalah hukum, HAM, korupsi dan terorisme yang bermuara pada uang untuk menjamin kualitas penegak hukum. Prabowo-Sandi hendak menambah gaji hakim, polisi dan ditambahkan hukum tak tebang pilih dan membuka peluang ekonomi.
Segmen kedua, Prabowo-Sandi mengambil amplop dari Imam Prayitno dan mendapatkan amplop huruf B. Moderator Ira Koesno membacakan “Banyak peraturan perundangan yang tumpang tindih antara pusat dan daerah. Apa strategi Anda mengatasi hal itu?” Jawaban paslon nomor dua ini adalah pembinaan hukum nasional dan melibatkan pakar dalam sinkronisasi, agar kepastian hukum menghadirkan investasi.Jokowi tegas mengatakan berbeda konsep, perlu adanya legislasi nasional yang menggabungkan pusat dan daerah dibawah pimpinan Presiden. Selanjutnya adalah menyederhanakan semua regulasi yang tumpang tindih.
Selanjutnya Jokowi giliran mengambil undian dan moderator menyampaikan pertanyaan dalam konteks apa HAM mengambil amplop pertanyaan dan mendapat pertanyaan tentang di masyarakat kerap dipertentangkan ketegasan hukum dan HAM. “Dalam konteks apa HAM harus mendapat perhatian. Jelaskan dalam sebuah kasus yang konkret?” kata moderator.
Jokowi menjawab jangan mempertentangkan HAM dengan tindakan hukum, kalau ada seorang tersangka korupsi dihukum itu bukan pelanggaran HAM.
Prabowo, menyatakan masih ada tebang pilih soal hukum, ada kepala desa yang mendukung Parbowo-Sandi malah ditangkap. Jokowi tegas menjawab : “Jangan menuduh seperti itu Pak Prabowo!” Bagi Jokowi kalau ada bukti bersalah bisa disampaikan untuk proses hukum. Sebaliknya Jokowi mengingatkan Prabowo untuk tidak ‘grasak grusuk’ , Jokowi mencontohkan jurkam Prabowo-Sandi dikatakan dianiaya namun ternyata operasi plastik.
Menjawab pertanyaan tentang persekusi dan diskriminasi Jokowi menjawab, keragaman itu adalah hukumnya Allah dan asset terbesar Indonesia adalah persaudaraan dan persatuan, karena itu persekusi dan diskriminiasi laporkan dan akan ditindak tegas.
Persoalan disabilitas oleh Prabowo – Sandi disanggah bahwa kebutuhan mereka bukan saja kesetaraan, namun juga kesanggupan menciptakan lapangan pekerjaan dihargai. Jokowi menanggapi bahwa hal tersebut sudah banyak dilakukan dan ditambahkan oleh Maruf Amin bahwa yang dibutuhkan juga membangun budaya masyarakat menghargai disabilitas.
Membahas tentang korupsi pada segmen 3, Jokowi-Amin giliran menjawab pertanyaan, bagaimana mengurangi politik biaya tinggi yang sering menjadi penyebab korupsi. Jokowi menjawab basis nya harus kompetensi dan penyederhanaan sistem yang transparan dan akuntanble. Untuk mendapatkan putra terbaik, bahkan anaknya sendiri tidak lulus, ujar Jokowi.
Prabowo-Sandi menanggapi perlu menaikan gaji birokrat caranya dengan menaikan tax ratio hingga 16 persen, sambil membenahi catatan asset negara supaya tidak dicuri. Jokowi menyanggah, menurutnya gaji pegawai sudah cukup, yang perlu adalah perbaikan merit system, perambingan birokrasi, dan pengawasan internal, eksternal serta masyarakat.
Masih di segmen ketiga, dilanjutkan dengan bagaimana pemberantasan batasan terorisme dapat diselesaikan? Maruf Amin menjawab terorisme adalah kejahatan, bukan jihad, jadi harus diberantas dengan melakukan pencegahan melalui deradikalisasi dan dilakukan penindakan bagi yang melakukannya. Prabowo-Sandi memandang lain bahwa terorisme asalnya dari luar, kalau ada di Indonesia karena masalah ekonomi, sebab itu harus dijawab dengan kecukupan hidup, investasi pada pendidikan dan kesehatan. Inipun disanggah oleh Maruf Amin, bila karena masalah agama, pencegahannya yang dilakukan adalah dengan meluruskan kembali pemahamannya.
Tibalah pada segmen keempat, para pasangan saling bertanya. Jokowi melontarkan pertanyaan, visi Prabowo –Sandi tentang mengangkat peranan wanita bertentangan dengan tidak adanya perempuan pada struktur partai Gerinda. Prabowo menjawab bahwa ada beberapa perempuan diorganisasi Gerindra dan hampir 40 persen perempuan. Jokowi mengatakan dirinya sudah mencontohkan bahwa peranan perempuan sangat tinggi dikabinetnya, 9 orang menteri adalah perempuan dan pansel KPK semuanya perempuan.
Masuk ke segmen kelima, Prabowo bertanya bagaimana jabatan-jabatan yang penting diberikan kepada kader dari partai politik. Kembali kepada kompetensi seseorang demikian Jokowi menyanggah. Jokowi kemudian menyampaikan pertanyaan, menurut ICW Gerindra paling banyak menyetujui caleg bekas koruptor. Sanggahan Prabowo kalau korupsinya tidak seberapa dan rakyat menerima, saya kira tidak apa-apa.
Debat ini diakhiri dengan penyampaian kembali apa yang menjadi kata penutup dari kedua pasangan. Jokowi-Amin menyampaikan hal yang praktis bahwa mereka tidak mempunyai rekam jejak pelanggaran HAM, mereka siap untuk bekerja. Prabowo-Sandi memberikan sebuah janji akan melipatkan gaji aparat, dengan menghentikan kebocoran dan menaikan tax ratio.
Nyanyian penutup dari Dorkas berjudul Rumah Kita, menyejukan kembali perdebatan, saat kedua pasangan bersalaman, dan memang Indonesia adalah rumah kita sendiri