(Beritadaerah-Nasional) Sepanjang Januari hingga Desember 2018, nilai ekspor Indonesia mencapai US$180,06 miliar atau meningkat 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$162,65 miliar atau meningkat 6,25 persen. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Selasa (15/1).
Sedangkan nilai ekspor Indonesia Desember 2018 mencapai US$14,18 miliar atau menurun 4,89 persen dibanding ekspor November 2018. Demikian juga dibanding Desember 2017 menurun 4,62 persen seperti yang dikutip dari laman Bps.go.id.
Ekspor nonmigas Desember 2018 mencapai US$12,43 miliar, turun 8,15 persen dibanding November 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Desember 2017, turun 7,01 persen. Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2018 terhadap November 2018 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$278,7 juta (56,25 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$84,9 juta (27,41 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Desember 2018 naik 3,86 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 20,47 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 6,40 persen.
Tiongkok menjadi negara terbesar ekspor nonmigas Desember 2018 terbesar yakni US$1,67 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,48 miliar dan Jepang US$1,16 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,70 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,33 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$30,37 miliar (16,87 persen), diikut Jawa Timur US$19,07 miliar (10,59 persen) dan Kalimantan Timur US$18,56 miliar (10,31 persen).
Untuk nilai impor Desember 2018 mencapai US$15,28 miliar atau turun 9,60 persen dibanding November 2018, namun naik 1,16 persen jika dibandingkan Desember 2017. Impor nonmigas Desember 2018 mencapai US$13,31 miliar atau turun 5,14 persen dibanding November 2018, sebaliknya meningkat 6,16 persen jika dibanding Desember 2017.
Impor migas Desember 2018 mencapai US$1,97 miliar atau turun 31,45 persen dibanding November 2018, demikian juga apabila dibandingkan Desember 2017 turun 23,33 persen. Penurunan impor nonmigas terbesar Desember 2018 dibanding November 2018 adalah golongan bahan kimia organik sebesar US$174,4 juta (27,07 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan buah-buahan sebesar US$69,8 juta (68,90 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Desember 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$45,24 miliar (28,49 persen), Jepang US$17,94 miliar (11,30 persen), dan Thailand US$10,85 miliar (6,83 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 19,85 persen, sementara dari Uni Eropa 8,86 persen.
Source : bps
Editor : Hannes