Tahun 2019: Ketika Infrastruktur Melengkapi Pembangunan Bangsa

Memasuki tahun yang baru 2019, maka Indonesia telah mencapai pembangunan infrastruktur yang membanggakan dan menggembirakan. Saya pernah berkendaraan menuju Bogor atau Bekasi maka terlihat lajur untuk LRT berdiri kokoh di sepanjang jalan Tol, dan nampak masih dikerjakan oleh putra-putra bangsa siang dan malam.

Beberapa waktu yang lalu Jakarta mungkin terlihat sangat terganggu dengan pembangunan MRT, namun sekarang sudah mulai terasa dampaknya. Bulan Maret 2019 adalah bulan MRT mulai dapat digunakan masyarakat secara komersial, demikan target dari PT MRT Jakarta. Warga Jakarta diberikan kesempatan menjajal Ratangga-nama MRT Jakarta pada tanggal 1 Januari 2019 sebelum beroperasi secara resmi.

Namun infrastruktur bukan hanya jalan, infrastruktur meliputi: jalan, jembatan, listrik, bandara, rel, kereta api, jaringan telepon, internet, puskesmas, sekolah, air bersih, MCK, bendungan, jaringan irigasi, perumahan permukiman, pelabuhan,  sumur, embung, pasar.

Pembangunan infrastruktur adalah kerja bersama atau gotong royong, menggunakan dana dari APBN, APBD dan Dana Desa sebesar 36 persen, sisanya menggunakan dan dari BUMN, Swasta dan Swadaya Masyarakat. Dengan melibatkan pemerintah mulai dari pusat hingga provinsi, kabupaten dan kota.

Dampak pembangunan infrastruktur dapat dirasakan oleh masyarakat banyak, manfaat pembangunan infrastruktur bisa membuat terjadinya penurunan harga-harga. Daerah yang terisolir biasanya selalu harus membayar lebih mahal dibandingkan daerah-daerah yang mapan, karena masalah sulitnya akses menuju daerah itu. Dengan dibangunnya infrastruktur akses menjadi mudah dan harga-harga akan turun.

Emil Salim pernah mengajarkan hal yang sama di kuliah Ekonomi UI, bahwa ketika akses terbuka, maka ekonomi akan bertumbuh. Manfaat bagi masyarakat selanjutnya meningkatkan produktivitas daerah, bila hal ini terjadi maka terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Bentuk kesejahteraan lainnya akan segera mengikuti, seperti tumbuhnya kualitas dalam hal pendidikan dan kesehatan. Saya pernah pergi ke daerah pedalaman Kokonao Kabupaten Mimika, harus ditempuh dengan jalan sungai selama 5 jam, dan berdampak dengan rendahnya kualitas pendidikan, melalui infrastruktur akan mudah dicapai masyarakat disana, dan guru yang berkualitas dan mengakses daerah itu, serta pendidikan meningkat.

Pemeretaan kesempatan untuk maju terjadi, keadilan sosial dipenuhi dan dibangunnya nilai-nilai kekeluargaan karena terbukanya komunikasi dan pada akhirnya membangun persatuan Indonesia.

Membangun infrastruktur sama dengan membangun kesejahteraan untuk semua, untuk masyarakat terpencil Jalan lintas, jembatan, listrik, jaringan telepon, dan internet membuka isolasi desa-desa terpencil dan membuat kita mengenal tanah air dengan lebih baik. Untuk ibu rumah tangga pasar dan jalan memperlancar pasokan dan menurunkan harga barang kebutuhan. Untuk pengrajin dan pedagang, pasar, jalan, dan internet memfasilitasi aktivitas pedagang kecil/UMKM. Untuk petani, nelayan dan peternak Irigasi, embung, listrik, pelabuhan pendaratan ikan, jalan, dan pasar meningkatkan produktivitas, membuat produk petani/nelayan/peternak menjangkau kota dan tidak rusak di jalan.

Untuk sopir, pengusaha, jalan tol menghilangkan pungli, memperpendek waktu tempuh, menurunkan kecelakaan, menghemat BBM, dan memperpanjang usia kendaraan. Untuk aparat negara Pos lintas batas membawa kebanggaan dan pelayanan publik kepada masyarakat, Pemda, dan TNI/POLRI. Untuk dokter dan tenaga medis, serta pasien, puskesmas, listrik, dan jalan memudahkan tenaga kesehatan di daerah terpencil melayani masyarakat. Untuk guru dan siswa, sekolah, listrik, internet, dan jalan membuat guru dan siswa bisa belajar dengan lebih baik, dari pagi hingga malam. Untuk para pekerja pembangunan semua infrastruktur menciptakan lapangan kerja bagi buruh konstruksi, pekerja pabrik baja & semen, penjaga toko, satpam, pilot, pramugari, dan ABK.

Untuk generasi milenial, internet membuat anak-anak muda dapat belajar, berkolaborasi, dan bekerja. Untuk keluarga Indonesia, jalan tol, bandara, jaringan telepon, dan internet memudahkan keluarga Indonesia bersilaturahmi secara langsung maupun tidak langsung (online). Untuk masyarakat menengah kebawah rumah bersubsidi dan listrik membuat masyarakat menengah ke bawah dapat memiliki tempat tinggal layak huni dengan harga terjangkau.

Dalam sebuah promosi yang dilakukan pemerintah tertulis bagaimana arti pembangunan sebuah infratruktur.

Membangun infrastruktur bukan hanya mendirikan monumen mati.

Membangun infrastruktur adalah membangun jiwa dan badan Indonesia, membangun kebangsaan Indonesia itu sendiri.

Infrastruktur menyentuh semua orang, semua aspek kehidupan yang kita pedulikan: harga, pekerjaan, kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, keadilan sosial, kesehatan, pendidikan, hingga nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan Indonesia.

Hasil itu tidak bisa dikuantifikasikan. Maknanya melampaui deretan angka-angka statistik.

Namun demikian, turunnya angka pengangguran, inflasi, ketimpangan, dan kemiskinan serta naiknya pertumbuhan ekonomi bisa menjadi bukti.

Menyongsong tahun 2019, Indonesia memiliki pengharapan besar untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaulat, kita songsong hari baru di tahun 2019 dengan kepastian langkah menuju masa depan.

Penulis Fadjar Ari Dewanto adalah Advisor Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah)