(Beritadaerah – Nasional) Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, salah satu strategi dalam merebut pasar wisatawan millennial adalalah bagaimana membuat destinasi menjadi lebih dekat dan lebih murah bagi para millennial.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam merebut pasar wisatawan millennial sangat berbeda dengan wisatawan pada umumnya karena wisatawan kalangan muda tersebut sangat digital dan mereka lebih menyukai destinasi-destinasi yang menjadi trending topic. “Kalo Genpi (Generasi Pesona Indonesia) memuat konten tentang destinasi digital, pasti trending topic. Mengapa? Karena mereka memenuhi kebutuhan para millennial. Mereka punya kebutuhan untuk diakui, maka sering datang ke tempat yang jarang didatangi,” kata Menpar Arief Yahya.
Size dan power millennials sangat besar, karena mereka speak up di digital. Karena itu perlu strategi khusus dalam mengejar pasar millennials.
“Bila selama ini kita fokus membuat produk, kini kita membuat portofolio customer. Portofolio bisnis itu terdiri dari portofolio customer yang masuk dalam strategi marketing, kalau portofolio produk masuk dalam taktik marketing yang lebih kecil perannya. Misalnya membuat hot deals khusus Millennials, atau cross border khusus Millennials,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani mengatakan, wisatawan millennial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Tahun 2019 lebih dari 50 persen pasar pariwisata Indonesia sudah didominasi millennial. Pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan millennial berusia 15-34 tahun mencapai 57 persen. Generasi millennial di Cina mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta orang.
“Jumlah millennial kita yang besar itu membuat banyak negara, seperti Korea dan Jepang, mulai menyasar pasar milenial Indonesia. Kita tidak boleh kecolongan dalam mengantisipasi potensi wisatawan millennial tersebut,” kata Rizki yang akrab disapa Kiki pada acara FGD Milennial Tourism yang ketiga sekaligus yang terakhir tahun ini. Dengan mengangkat tema “Membangun dan Mengembangkan Digital Ecosystem Sebagai Bisnis Model Millennials: Sharing Innovation”, menghadirkan sejumlah nara sumber dari kalangan praktisi bisnis digital antara lain Grab, Traveloka, Tiket.com, Telkomsel, GenPI,Traval, Travacello, dan Triptrus.
Acara kegiatan FGD III diikuti sekitar 100 peserta mewakili unsur Pentahelix pariwisata (akademisi, industri, komunitas, pemerintah dan media). Pada kesempatan itu juga diluncurkan Digital Ecosystem Model Bisnis Grab Indonesia dan Wonderful Indonesia (WI). Grab bersama Kemenpar baru-baru ini meluncurkan kampanye #JelajahIndonesiaLebihDekat sebagai upaya mendukung prograrm WI dalam mendatangkan 17 juta wisman pada tahun ini dan 20 juta wisman pada 2019.
Nanie/Journalist/BD
Editor : Nanie
Source: Kominfo