(Beritadaerah – Jakarta) Dalam acara konferensi pers mengenai laporan pencapaian kinerja 4 Tahun Jokowi-JK yang mengusung tema “Membangun Manusia Indonesia Menuju Negara Maju”, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyampaikan bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling menggeliat dalam empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Sektor pariwisata tumbuh begitu pesat sehingga pemerintah berani memproyeksikan sektor pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar pada 2019. Target ini tidak terlalu muluk sebab Indonesia mempunyai punya seribu satu destinasi wisata, baik yang sudah terkenal maupun yang masih tersembunyi. Apalagi dengan pembangunan infrastruktur yang terus digenjot, dunia pariwisata pun dipastikan akan menjadi primadona baru bagi pemasukan negara.
Acara konferensi pers ini berlangsung di Ruang Serba Guna Gedung 3, Kementerian Sekretariat Negara (Sekneg), Selasa (23/10), Menpar Arief Yahya memaparkan keberhasilan sektor pariwisata bersama dengan jajaran Kabinet Kerja di antaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Acara ini dipimpin oleh Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko dan Moderator Ahmad Erani Yustika.
Dalam siaran persnya yang diterima oleh Beritadaerah.co.id, Selasa (23/10), Menpar Arief Yahya menyampaikan beberapa capaian sektor pariwisata Indonesia tumbuh pesat dalam empat tahun terakhir ini. Menurut World Travel & Tourism Council (WTTC) Pariwisata Indonesia menjadi yang tercepat ke-9 di dunia, nomor 3 di Asia dan nomor 1 di kawasan Asia Tenggara.
Disampaikan juga oleh Menpar dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia nomor tiga dan ASEAN nomor satu. Selain itu penerimaan devisa dari sektor pariwisata terus meningkat sejak 2015.
Yang kedua, perusahaan media di Inggris The Telegraph mencatat Indonesia sebagai salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat. “Bahkan mereka menilai pertumbuhan pariwisata Indonesia empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global. Data memang membuktikan klaim tersebut,” kata Menpar Arief Yahya.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68 persen, sedangkan industri plesiran di kawasan ASEAN hanya tumbuh 7% dan di dunia hanya 6%. Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan. Menurut mereka, peringkat Indonesia naik 8 poin dari 50 di 2015 ke peringkat 42 pada 2017.
Menpar Arief Yahya melanjutlan, pada tahun 2017 pertumbuhan sektor pariwisata melaju pesat 22%, menempati peringkat kedua setelah Vietnam (29%). Di tahun yang sama rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata di dunia 6,4% dan 7% di ASEAN.
“Pariwisata Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29% karena melakukan banyak deregulasi. Sedangkan Malaysia tumbuh 4%, begitu pula Thailand,” lanjut Menpar Arief Yahya.
Sementara itu, sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari US$12,2 milyar, 2016 menjadi US$13,6 miliar dan 2017 naik lagi menjadi US$15 miliar. Tahun 2018 ini ditargetkan meraup devisa US$17 miliar dan US$20 miliar di 2020.
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) naik siginifikan dari 2015 – 2017. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 sebanyak 9,7 juta, tahun 2016 menjadi 11,5 juta dan tahun 2017 sebanyak 14 juta. Pertumbuhan total kunjungan Wisman Indonesia tahun 2017 sebesar 22% lebih tinggi daripada regional ASEAN (7%) dan dunia (6,4%). Sampai bulan Agustus 2018, jumlah wisman mencapai 10,58 juta dari 17 juta yang ditargetkan.
Yohan/Journalist/BD
Editor : Nanie
Image : Kemenpar