(Beritadaerah – Nasional) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan berdasarkan perhitungan baru Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan Metode Kerangka Sampling Area (KSA) produksi beras di 2018 surplus 2,85 juta ton.
ini diperoleh dari produksi tahun 2018 sebesar 32,4 juta ton beras dikurangi konsumsi masyarakat sebesar 29,6 juta ton. Surplus tersebut tersebar di 14,1 juta rumah tangga produsen dengan rincian 47 persen stok tersebut ada di penggilingan, ada stok di pedagang dan sebagainya.
Menurut seorang pengamat, dengan hasil paparan BPS yang menegaskan Indonesia mengalami surplus produksi beras adalah sebuah prestasi bagi pemerintahan era Jokowi, khususnya prestasi Kementerian Pertanian di bawah komando Menteri Amran, juga merupakan prestasi para petani.
Apa yang telah diupayakan oleh Kementan dengan terus menggenjot produksi ini menimbulkan kenyamanan. “Walau dari beberapa survei ekonomi, negara kita mengalami kesulitan, namun dengan surplus beras ini, rakyat tidak lagi takut akan kekurangan beras,” ujarnya.
Tantangan saat ini adalah bagaimana distribusi surplus beras ini memang benar-benar bisa dinikmati oleh rakyat. Dengan data kuat seperti ini harusnya sisi lain sektor pemerintah di bidang perdagangan segera berkoordinasi dengan kementan sehingga tidak ada lagi polemik tentang harus atau tidaknya mengimpor beras. Surplus beras ini bisa menjadi rujukan kuat karena metodenya telah disempurnakan BPS sehingga impor beras tidak diperlukan lagi.
Nanie/Journalist/BD
Editor : Nanie
Source: Kominfo