Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Photo: Kominfo)

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Berlakukan Sterilisasi dan E-Tiket

(Beritadaerah –Jawa Tengah) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebagai proyek percontohan Pelabuhan yang steril, layaknya Bandara. Hal ini bagian dari program Kemenhub untuk terus mengembangkan pelabuhan-pelabuhan strategis di kota-kota besar lain juga menerapkan hal yang sama.

“Pelabuhan Tanjung Emas, saat ini untuk pemesanan tiket menggunakan sistem E-Ticketing, sehingga hanya orang-orang yang memiliki tiket dan ID card resmi yang bisa keluar masuk. Bagi calon penumpang akan mendapatkan boarding pass untuk bisa naik ke kapal seperti layaknya Bandara,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo di Jakarta, Selasa (10/10).

E-tiketing, menurut Dirjen Agus, membantu memberikan kepastian kepada pengguna jasa atau penumpang agar tidak menumpuk di pelabuhan karena adanya kepastian waktu.

Selain menerapkan E-ticketing, juga akan dilengkapi dengan X-ray untuk dapat mendeteksi orang dan barang yang keluar masuk pelabuhan. “Setiap barang bawaan penumpang nantinya harus melalui x-ray, sehingga jika ada yang masuk kategori barang berbahaya, barang-barang yang over dan sebagainya bisa terdeteksi,” ungkap Dirjen Agus.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang, Ahmad Wahid mengaku sudah berkoordinasi dengan seluruh operator pelabuhan dan kapal, terkait dengan rencana sterilisasi pelabuhan Tanjung Emas. Sosialisasi sudah dilakukan sejak 2015.

Menurut Wahid, kedepan baik penumpang maupun barangnya akan melalui tahap menggunakan boarding pass. Untuk sampai di tahap itu maka sarana dan prasaranya harus siap, seperti metal detector, timbangan dan anggota Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM).

Lebih lanjut Ahmad Wahid memaparkan, truk yang dimuat di kapal roro pun harus siap dengan sistem ini. Truk harus memiliki cargo manifest dan surat pernyataan tidak memuat barang berbahaya dari operator kapal.

“Hal ini perlu untuk mencegah kejadian kecelakaan kapal yang disebabkan oleh tidak dilengkapinya prasyarat jenis muatan truk yang naik ke kapal roro. Sistem ini juga memuat tentang berat kendaraan yang dimuat di atas kapal, agar stabilitas kapal bisa dipenuhi,” imbuhnya.

 

Nanie/Journalist/BD
Editor : Nanie
Source: Kominfo