Kemenpar Gencarkan ISTA 2018 Demi Tingkatkan Pariwisata Berkelanjutan

(Beritadaerah – Nasional) Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2018 telah sampai pada tahap penutupan pendaftaran (31 Agustus 2018), dan berlanjut pada tahap penyeleksian administrasi oleh dewan juri. Dari total 176 pendaftar, telah terpilih 43 nomine yang 11 di antaranya merupakan pemenang ISTA pada 2017.

Selanjutnya akan dipilih 17 pemenang ISTA 2018. Sementara berdasarkan arahan dewan juri, sebelas pemenang ISTA 2017 yang berhasil lolos seleksi administrasi 2018 akan diberikan penghargaan khusus.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan resminya di Atambua, Kamis (4/10) mengatakan, ISTA 2018 penting untuk dilaksanakan dalam rangka membangun pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Selain itu dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, Indonesia dinilai masih lemah dalam pilar environmental sustainability.

“Dengan menerapkan pariwisata berkelanjutan, diharapkan juga terbangun kesadaran terhadap pilar keberlanjutan lingkungan. Sehingga tujuan pariwisata sebagai penyumbang devisa negara sejalan dengan tercapainya peningkatan kelestarian lingkungan di Indonesia,” jelas Menpar.

ISTA 2018 selain menilai pengelola destinasi wisata baru, juga menjadi ajang untuk memberikan apresiasi bagi pemenang tahun 2017 yang tetap konsisten menerapkan pariwisata berkelanjutan.

Di sisi lain, 32 destinasi yang menjadi nomine baru tahun ini akan terus maju ke tahap visitasi lapangan. Pada tahap visitasi lapangan, destinasi akan dikunjungi langsung oleh juri ISTA 2018 untuk pengecekan dokumen dan penilaian lebih lanjut atas penerapan aspek-aspek pariwisata berkelanjutan berdasarkan Permenpar No. 14 Tahun 2016 mengenai Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.

Prinsip dari Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia adalah 3P+1M yaitu, People, Planet, Prosperity plus Management. Dalam Bahasa Indonesia, pemberdayaan masyarakat, kelestarian alam, dan peningkatan kesejahteraan yang ditambahkan aspek pengelolaan secara profesional. Nantinya prinsip ini juga akan dijadikan asas sertifikasi destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia.

 

Nanie/Journalist/BD
Editor : Nanie
Source: Kominfo