(Beritadaerah –Gorontalo) Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku senang warga bisa menjaga dan memaksimalkan potensi alam untuk pariwisata di Gorontalo, salah satunya wisata hiu paus.
“Warga mampu menjalankan hal paling mendasar dari pariwisata. Yaitu menjaga kebersihan. Mereka tidak buang sampah sembarangan. Hasilnya, ekosistem jadi sangat terjaga. Warga sendiri yang menikmati hasilnya. Hiu paus yang mereka jaga dengan baik, kini menjadi atraksi unggulan di Gorontalo,” tutur Menpar, Senin (24/9).
Untuk bisa bermain dengan hiu paus, maka harus berkunjung ke Desa Botu Barani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lebih tepatnya menuju Pangkalan IV Wisata Hiu Paus. Jaraknya sekitar 40 hingga 45 menit perjalanan menggunakan mobil dari Gorontalo.
Dari Pangkalan IV, naik dengan perahu tradisional. Biayanya Rp75.000 per perahu yang hanya bisa dinaiki 3 penumpang, yang berjalan hanya sekitar 100 meter. Dari jarak ini, sudah bisa melihat hiu paus dengan jarak yang sangat dekat dan bisa bermain dengan ikan hiu paus. Rata-rata panjang ikan hiu paus tersebut 7 sampai 8 meter, tapi ada yang paling besar mencapai 10 meter lebih.
Bagaimana cara menikmati atraksi Wisata Hiu Paus?. Pertama tanpa harus turun dari perahu. Setelah menentukan spot, pemandu akan memanggil nama hiu paus sambil memukul sampan ke perahu. Sesudah mereka mendekat, baru pengunjung beri makan berupa udang.
Cara lainnya adalah dengan berenang dan snorkeling, sehingga bisa bermain langsung dengan para hiu paus. Dan cara yang paling seruadalah diving. Wisatawan tidak perlu takut, karena para hiu paus ini sangat ramah, tapi dilarang memegang langsung hewan-hewan besar ini.
Waktu-waktu terbaik buat menyaksikan atraksi ini, yaitu sekitar bulan Mei hingga Juli. Ada sekitar 8 ekor hiu paus yang terlihat, dan di bulan itu, kerap terlihat aktivitas lumba-lumba sekitar hiu paus.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi, menilai hadirnya hiu paus di Desa Botu Barani lantaran warganya masih menjaga kelestarian alam.
“Pantai di Botu Barani ini sangat bersih. Sangat jernih. Ini yang membuat ekosistemnya terjaga dengan baik. Warganya mampu menjaga kearifan lokal. Terbukti mereka bisa hidup dari pariwisata dengan atraksi alamiah,” paparnya.
Ricky Fauzi berharap langkah yang diambil warga Botu Barani bisa ditiru daerah lain. “Di Gorontalo, hampir seluruh pantainya bersih dan terjaga. Wisatawan pasti betah. Hal positif seperti inilah yang sebaiknya ditiru,” katanya.
Nanie/Journalist/BD
Editor : Nanie
Source: Kominfo