Kementan Antisipasi Dampak Musim Kemarau

(Beritadaerah – Nasional) Untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang cukup signifikan terhadap produktivitas pertanian, Kementerian Pertanian menjalankan berbagai  langkah strategis.

Langkah tersebut antara lain dengan optimalisasi pemanfaatan lahan rawa dan lahan kering, penerapan teknologi pertanian melalui manajemen air dan tanam, penggunaan benih unggul, pembuatan lubang biopori dan sumur suntik.

Tim Khusus Penanggulangan kekeringan dan pendampingan petani di lapangan juga dibentuk. Tim ini diturunkan untuk berkoordinasi dengan pihak terkait seperti TNI, dan Kementerian PUPR yang bertanggung jawab atas bendungan dan irigasi, serta pemerintah daerah dalam pengawalan jadwal giling gilir.

Pembuatan lubang biopori juga dilakukan Kementan untuk mengantisipasi banjir dengan membuat air hujan meresap ke dalam tanah, membuat tanah tidak cepat kehilangan air saat musim kemarau. Sedangkan pembuatan sumur suntik sebagai teknologi alternatif sumber pengairan saat musim kemarau dilakukan terutama untuk sawah tadah hujan.

Dijelaskan, program pertanaman padi tidak hanya memanfaatkan lahan sawah, tapi juga mengoptimalkan lahan rawa dan kering sebagai Perluasan Areal Tanam Baru (PATB). Lahan rawa sebagai lahan suboptimal memiliki potensi luas 12,3 juta hektar (Ha), yang dimanfaatkan baru 4.5 juta Ha atau 36,8 persen.

Untuk lahan kering potensi luasnya mencapai 28,5 juta Ha. Pada 2018 Kementan menjalankan program menanam padi gogo di lahan kering seluas 1 juta Ha.

Upaya lainnya adalah memastikan pasokan air petani lancar di musim kemarau, hal ini dilakukan dengan mendistribusikan 3,897 unit pompa air ukuran kecil, 4,769 unit pompa air ukuran sedang, dan 1.381 unit ukuran besar, yang sudah dikontrak sebanyak 20.300 unit, dan yang sudah tersalur 16.411 unit.

Nanie/Journalist/BD
Editor : Nanie
Source: Kementan