Presiden hari ini 16 Agustus 2018 berpidato sebagai tradisi setiap tahun sebelum perayaan kemerdekaan Indonesia. Presiden menggambarkan berbagai benih-benih untuk kejayaan Indonesia ke depan, yang terukir pada prestasi anak bangsa di berbagai sektor yang belakangan ini. Perlu situasi yang kondusif untuk terus mendukungnya, seperti penghapusan korupsi, upaya pencegahannya, termasuk saber pungli. Pemenuhan hak asasi manusia, rencana aksi nasional hak asasi manusia, juga upaya pemerintah mempercepat penyelesaian masalah hak asasi manusia. Termasuk usaha pemerintah untuk membuat area kebakaran hutan menurun dari tahun-tahun sebelumnya, perlu partisipasi masyarakat, ini juga hasil ketegasan pemerintah, dimana ketegasan ini termasuk pada pemberantasan narkoba, pencurian ikan, juga penguasaan asing atas Indonesia, kembalinya sebagian besar saham Freeport adalah contohnya. Pemberantasan terorisme dan radikalisme, terus dilakukan oleh Polri dan TNI, karena itu pemerintah berusaha agar reformasi, kesejahteraan TNI dan Polri tidak berhenti dilakukan.
Semua upaya ini menghasilkan situasi yang kondusif, pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5 persen, inflasi pada bulan hari raya tahun ini 0,59 persen terendah selama 7 tahun terakhir, angka penggangguran turun dari 5,70 persen menjadi 5,13 persen, kemiskinan turun menjadi 9,2 persen. Total peserta BPJS terus meningkat agar seluruh masyarakat mendapat layanan kesehatan. Sertifikasi tanah dilakukan untuk masyarakat memiliki kepastian untuk pemilikan lahan. Pemerintah mengencarkan reformasi agraria, ada kawasan hutan sekarang yang bisa dikelola oleh masyarakat.
Untuk ekonomi rakyat, bunga KUR saat ini sudah turun menjadi 7 persen, tarif final pajak penghasilan UMKM sudah diturunkan menjadi 0,5 persen, ini adalah bagian untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BBM satu harga juga termasuk terobosan yang dilakukan pemerintah. Dana desa tidak berhenti digulirkan sebagai stimulus bagi pengentasan kemiskinan di desa.
Pembangunan instruktur, fisik dan sosial, sentra pertumbuhan ekonomi baru diintegrasikan dengan infrastruktur, konektifitas dilakukan untuk membangun persatuan bangsa. Tol laut dikuatkan dengan pembangunan 477 lokasi pelabuhan, 369 kilometer rel kereta, 11 bandara baru, 397 km jalan tol. Sebagai akibatnya mudik tahun ini berjalan lancar dan penuh keriangan. Elektrifikasi semakin ditingkatkan, dan Indonesia membangun waduk, untuk ketahanan pangan.
Kemudahan berinvestasi, melalui on line single submission (OSS) dilakukan untuk reformasi sistem perijinan, sehingga perijinan lebih mudah, Ease Of Doing business Indonesi meningkat 48 tingkat menjadi posisi 72, Indonesia Investment grade meningkat sebagai bukti kepercayaan internasional. Hal ini adalah modal untuk memacu pertumbuhan Indonesia dalam berbagai usaha seperti peningkatan ekspor.
Banyak anak muda saat ini mendirikan berbagai star up, yang memiliki terobosan dan inspirasi bagi bangsa, ini perlu dukungan. Indonesia kedepan memiliki bonus demografi, yang harus kita arahkan menjadi bangsa pemenang. Presiden berkata; “Pada saat saya mengendong dua anak Asmat, masa depan Indonesia ada pada mereka.” Fokus pendidikan, guru sudah bertambah 7 ribu guru lebih, peningkatan kompetensi juga sudah dilakukan 1 juta guru Indonesia. Penghargaan dilakukan juga untuk lembaga-lembaga keagamaan, menjadi bagian untuk menjaga keimanan, kebhinekaan, kerukunan untuk menghadang arus intoleransi, radikalisme.
Universitas di Indonesia harus berani melakukan terbosan-terobosan baru, untuk membangkitkan elang, elang baru menghadapi tantangan, juga kemajuan teknologi. Indonesia tidak boleh tertinggal untuk menghadapai perubahan peradaban dunia.Indonesia tidak perlu takut pada revolusi Industri 4.0, rumus yang berlaku sekarang yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil. Indonesia juga dipercaya menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB, Indonesia juga dipercaya menjadi tuan rumah ASIAN Games setelah 56 tahun menantinya, untuk 11.000 atlet terbesar sepanjang ASIAN Games. Tunjukan bahwa Indonesia menjadi bangsa yang siap sebagai tuan rumah yang baik.
Kerja keras menjadi ibadah, bersama-sama menjadikan Indonesia negara maju, kerja kita prestasi kita.Pidato presiden ini memberikan semangat, kebersamaan dan persatuan bagi bangsa Indonesia untuk memikirkan apa yang akan dilakukan untuk pembangunan bangsa ke depan. Dirgahayu Indonesia ke 73, kerja kita prestasi kita, Merdeka!!
Penulis Fadjar Ari Dewanto adalah Executive Director Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah)